Definisi Iman Kepada Allah SWT yang Benar
foto: https://www.mustafalan.com
Kita sebagai orang yang memeluk agama Islam tidak boleh berpuas diri bersama dengan bersama dengan predikat seorang Muslim. Karena keislaman seseorang tidak cukup untuk bisa menurunkan perlindungan Allah di di dalam kehidupan kami di dunia. Keislaman juga belum pasti bisa menyelamatkan kami berasal dari siksa api neraka. Hanya orang-orang yang beriman sejati yang beroleh semua janji2Nya yaitu kebahagian dunia dan akhirat.
Bagaimanakah kriteria atau sebagian ciri orang-orang beriman yang sering dipanggil Allah bersama dengan bersama dengan mesra “…yaa ayyuhal ladzina aamanu…..” ? Allah yang Maha Pengasih sudah memperlihatkan di di di dalam Al Quran surat Al Anfal :2-4
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang misalnya disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan misalnya dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan lebih dari satu berasal dari rezki yang Kami menambahkan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman bersama dengan bersama dengan sebenar-benarnya. mereka dapat beroleh lebih dari satu derajat ketinggian di faktor Tuhannya dan ampunan dan juga rezki (nikmat) yang mulia.
Dalam firman Allah SWT selanjutnya tahu sekali memperlihatkan bahwa seorang mukmin yang Haq, yang sangat tulen, membawa sebagian ciri sebagai berikut>
1. Hatinya yang gemetar hatinya misalnya disebutkan Asma Allah
Gemetarnya bisa disebabkan sebab banyak hal, sebab terpesona dan takluk pada Kebesaran Allah. Kebesaran dan Kemuliaan Dzat , Sifat maupun PerbuatanNya. Bisa juga sebab cemas pada siksa api neraka yang sangat pedih dan terbayangkan dosa dan kebodohan yang sudah dilakukan. Bisa juga gemetar sebab berharap karunia surga – dunia maupun akhirat-. Terkadang gemetar haru mengingat sifat Kasih Sayang dan PengampunNya ataupun gemetar hati sebab memandang Kebesaran ciptaanNya.
Asma Allah yang disebutkan di di dalam Al Quran dan hadits biasa disebut bersama dengan bersama dengan 99 Asmaul Husna (bahkan lebih berasal dari itu) memperlihatkan Sifat-Sifat Allah yang Agung yang perlu kami ketahui, fahami dan hayati maknanya. Pemahaman atas makna dan tafakkur pada ciptaan2Nya dan Kebesaran Asma-asma Allah itulah yang bisa menghantarkan seseorang pada “wajilat quluubukum”
2. Keimanannya menjadi malah misalnya dibacakan ayat-ayat Tuhan
Ayat di di dalam bhs Arab artinya bukti. Orang-orang yang imannya tulen misalnya dihadapannnya dibacakan ayat Al Quran (dalil naqli) ataupun bukti aqli yang berbentuk demonstrasi Kebesaran Allah di di dalam penciptaan makhluk-makhlukNya maka bibirnyapun berucap “ Subhanallah…”. Bila membaca Al Quran yang memperlihatkan mengenai janji-janji Allah keimanannya bertambah, stimulan hidupnya tambah membara dan tambah giat beramal shalih.
Dan misalnya dia memandang Kebesaran Allah di di dalam penciptaan langit , buni dan jagad raya alam semesta maka diapun tambah tunduk dan terpesona pada Kuasa Allah. Bahkan waktu memandang betapa prima dan hebatnya pasukan-pasukan Allah yang berbentuk misalnya lebah lebah dan madu yang dihasilkan, maka diapun tambah yakin dan terpesona pada Allah.
Hari-hari orang beriman tidak pernah tersedia yang menjemukan. Setiap detik yang di lewati dipakai untuk “melihat” demonstrasi Kekuasaan Allah, bertafakkur dan sehabis itu bertasbih kepada Allah. Dan itu semua tambah tingkatkan imannya.
3. Bertawakkal hanya kepada Allah
Bagi orang yang imannya Haq, tidak pernah tersedia rasa cemas dan gentar hadapi pernak-pernik dan badai di di di dalam kehidupan dunia. Ketergantungannya kepada Allah dan keyakinan bahwa Allah selamanya menuntun dan melindunginya menjadikan langkahnya pasti menapaki roda kehidupan.
…. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia dapat Mengadakan baginya jalan keluar. dan memberinya rezki berasal dari arah yang tidak tersedia disangka-sangkanya. dan Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah dapat mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah laksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah sudah Mengadakan keputusan bagi tiap-tiap sesuatu.
Putus asa tidak tersedia di di dalam kamus hidupnya. Hidup dijalani bersama dengan bersama dengan lapang dan gampang sebab jalan muncul di di dalam tiap masalah, insya Allah ada. Dan rezeki juga sudah ditanggung oleh Allah Azza wa Jalla.
4. Mendirikan Shalat
Mereka ini adalah orang-orang yang gandrung shalat. Shalat menjadi obat segala kasus kehidupan. Persis seperti yang disabdakan junjungan kami Rasulullah SAW :
Apabila engkau membawa kasus maka shalat (sunnah) lah 2 rakaat” (HR Bukhari)
Mereka ini bukan hanya laksanakan shalat namun mendirikannya. Menjaga rukun-rukunnya, waktunya, sunnah-sunnahnya dan juga kekhusyuannya. Shalat merupakan saat-saat yang indah bermunajat kepada Allah, mengadukan beban hidup, memohonkan kemudahan hidup di dunia dan juga kemuliaan hidup di akhirat. Shalat tidaklah menjadi beban bagi mereka apalagi shalat merupakan waktu beristirahat berasal dari keruwetan hidup. Dan tepatlah sabda Rasulullah waktu menyuruh Bilal adzan bersama dengan bersama dengan berbicara : “Wahai Bilal, berilah istirahat kepada kami semua!”
Dan bukti mereka mendirikan shalat adalah akhlaknya di luar shalat. Mengapa ? Karena shalat itulah yang menahan mereka berbuat maksiat dan mungkar. Semakin baik kualitas shalat maka tambah tinggilah akhlak seseorang
5. Menafkahkan rezeki yang dipunyai
Ciri paling akhir seorang mukmin yang tulen adalah mudahnya dia bersedekah. Baginya harta karunia Allah yang didalamnya tersedia hak fakir miskin. Sedekah adalah isyarat syukur kepada Allah kerena diberi kelapangan di di dalam harta. Tapi dia juga bersedekah di di dalam suasana sempit sebab jalan kemudahan dapat datang bersama dengan bersama dengan derasnya sedekah. Hati orang yang mukmin tidak terikat oleh harta yang dimiliki. Harta doa istinja diletakkannya di tangan bukan di hati
Demikianlah sebagian ciri seorang mukmin yang Haq, yang tulen. Dan mukmin sejati inilah yang beroleh janji Allah yaitu kemuliaan derajat, pengampunan dosa-dosa dan rezeki yang halal dan berkah.
Semoga bahasan ini bisa menjadi jalan intropeksi bagi diri kami masing-masing. Apakah kami sudah membawa 5 sebagian ciri di atas ? Bila sudah, kami perlu mensyukuri dan berharap Allah mengekalkan sifat-sifat mulia ini di di dalam diri kita. Bila kami belum memiliki 5 ciri ini maka kami perlu mengupayakan semaksimal mungkin supaya kami bisa menjadi seorang mukmin sejati, yang dicintai Allahu Rabbi.